biarkan aku disini
duduk bersamaMu, menikmati keindahan penyerahan diri ini..
*foto bukan bermaksud mengangkat maupun mendeskreditkan agama tertentu*
harga canon eos on Dahulu dan Sekarang | |
harga blackberry on NOL | |
harga terbaru on Akhir Cinta | |
tablet terbaru on Akhir Cinta | |
info harga on Akhir Cinta | |
daftar harga on Akhir Cinta |
33 Comments
weks apa ini?
njual diri? serendah itukah kau kawan? 😀
*kaboooor*
whooo hoho tadi pertamax ternyata
*joged joged*
Gambarnya koq nggak nongol? Malu ya?
kembali diingatkan puisinya Chairil Anwar:
“Di pintu Mu aku mengetuk, aku tak bisa berpaling!”
sebuah ekspresi kepasrahan menerima suratan Tuhan.
Gambarnya nggak nongol nih.
Tapi kata katanya bikin merinding. 😀
waw… fotonya ahmadinejad lagi sholat di pinggir jalan, apa maxudnya tuh???
andai setiap orang meluangkan waktu tiap hari (sehari sekali aj) untuk ‘solat’ dalam arti sebenar2 solat (total surrender) niscaya dunia ini menjadi damai dan damai pasti membawa keindahan srta ksejahteraan
*amin*
::bukannya menyerah, berarti menempatkan tangan diatas…yang berarti tangan tidak diam, tangan tidak menadah, namun bergerak keatas…memetik bintang… 😆
@ joyo
*lempar joyo pake bom molotov*
@ imcw
itu gambarnya?? 😆
@ Sawali
berserah yang bukan berarti pasrah 🙂
@ dana
itu udah nongol mas..
@ kamal
mari intepretasikan sendiri.. jangan percaya tafsir orang lain..
@ joyo
tercerahkan??? 🙄
@ zal
bukannya itu teknikal semata?? 😆
itu khan gambarna presiden……
presiden siafa ya…………….
Jujur .. saya belum nyambung nih. Judul .. teks .. photo .. dan catatan kaki-nya ga klik dibenak saya.
Mungkin karena sang objek photo adalah seorang – yang mirip – Presiden sehingga menimbulkan rasa untuk mengatakannya?? .. maklum, jaman teknologi sekarang ini .. photo juga bisa di rekayasa.
*sambil melirik komentarnya Hoek*
Apa yang di-maksud seperti ini bro? 🙄
Ente fans itu presiden? 😛
ehm , aku seperti menangkap maksudnya
mungkin seperti ini aku menafsirkan
saat kita duduk bersimpuh menyerah pada keagungan Ilahi , kita mengikhlaskan diri pada apa yang akan terjadi .
Kita percaya pada kekuasaan Ilahi , makanya moment penyerahan diri dalam keikhlasan adalah saat yang indah berkomunikasi dengan Tuhan yang mencipta alam semesta.
@ hoek
siapa ayo?????? 😆
@ erander
belajar sama kang sawali tuh kalo mau tau sastra 🙂
@ extremus
itu bisa dibilang Pasrah.. tapi yang seperti itu saya ndak setuju (not my type) *halah*.. jangan pernah kalah sama nasib
@ rozenesia
suka aja ama karakternya.. 🙂
@ realylife
yang penting ikhlas, apapun caranya 🙂
@brainstorm
ikhlas itu perkara ghaib.
Itu gambar Tuhan yak, bro?? Kok jelek.. 😛
*jinjit-jinjit.. Kabuuur*
@ gentole
ikhlas perkara hati..
@ qzink
😯
*slengkat kaki tupai..biar jatoh*
Ikhlas 🙂
semoga tidak sekedar kata yah buat kita…
semoga selalu menjadi bagian dari hidup kita 🙂
amin
Kenapa lagi Bro?
😉
@ arul
amin..
@ agoyyoga
gapapa, lagi ‘bener’ aja kali ya..
Alhamdulillah 🙂
Gw juga lagi merasakan ini;
duduk bersamaMu, menikmati keindahan penyerahan diri ini..
Indah Bro!
kritik.com
Harusnya judulnya: Shalat
Terus keterangan gambar dan footernya adalah: duduk diantara dua sujud
*dilempar sm yang punya blog nih Ade*
-Ade-
itu kan orang lagi sholat…
Seindah apakah penyerah diri ini?
Tuh kan saya bilang juga apa.. Itu orang lagi sholat, bro..
apakah kita sudah punya 10 menit dari 24 untuk berdiam, pasrah, serta berialog padaNYA
oh om ahmadinejad… kangen sosok seperti dia 🙂
waaaaa itu foto mesjidnya diambil dimana??
saya pengen kesana ah!
waoah…
*menuju mushola terdekat*
yakin !!! di Indonesia ga ada yg spt ini! inilah bukti, bahwa ternyata kedekatan orang dengan Tuhannya tidak dapat diukur dengan saling menganggap dirinya benar.
rasa kerendah hatian inilah yang diperlukan bagi para pemeluk agama dan keyakinan di Indonesia 🙂
sip sip! Shino suka postingan ini XD~~
Wah, itu presiden yang saya kagumi. Kesedehanaan dan keberaniannya… Hebat bro… makasih
*cium tangan brainstorming*
ya…kesederhanaan dan keberanian, sudah jarang kau temukan di negeri ini. Yang banyak kau temukan adalah kerakusan dan ketakutan kehilangan jabatan.
—-selamat malam menjelang subuh—–